Bocah Ini Dipermalukan Para Legenda Bulutangkis, Tapi yang Terjadi Berikutnya Bikin Haru..

Bocah Ini Dipermalukan Para Legenda Bulutangkis, Tapi yang Terjadi Berikutnya Bikin Haru..



Laudya Chelsea Griselda, 13, tak menyangka dirinya bakal dapat superticket yang diberikan Engga Setiawan. Laudya tidak bisa menutupi kebahagiannya ketika salah satu legenda bulu tangkis Indonesia itu memberikan superticket kepadanya. Namun, perasaan dia mendadak kalut saat Tim Pemandu Bakat secara tiba-tiba menganulir superticket yang didapatnya. Yuni Kartika, mewakili Tim Pemandu Bakat meminta maaf kepada Laudya, orangtua serta hadirin karena superticket itu seharusnya diberikan kepada Chelsea Veby Andela, bukan Laudya Chelsea Griselda. "Mohon maaf, kami terkecoh dengan kemiripan nama. Dua anak ini sama-sama bernama Chelsea," kata Yuni Kartika pada acara pembagian superticket untuk peserta Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis di GOR R.M. Said Karanganyar, Senin (24/7).

Yuni Kartika berusaha membesarkan hati Laudya. Dia meminta Laudya dan ayahnya naik ke atas panggung. Yuni meminta maaf kembali karena keteledoran Tim Pemandu Bakat yang keliru memberikan superticket. Engga Setiawan juga menyampaikan permintaan maafnya. Dengan besar hati, Laudya dan ayahnya memaafkan kesalahan pemberian supertiket itu. Mereka akhirnya dipersilakan turun dari panggung.

Kejutan datang saat Laudya dan ayahnya menyalami para legenda yang berada di atas panggung. Salah seorang di antara legenda itu tiba-tiba memberikan superticket kepada Laudya. Air mata remaja asal Sleman itu langsung bercucuran. Dia terhanyut dalam keharuan sambil memegangi satu superticket yang baru ia dapat. "Perasaan saya aneh. Tadinya bahagia karena dapat superticket, lalu sedih karena tiba-tiba dibatalkan setelah ada kesalahan penyebutan nama. Saat saya sudah mulai ikhlas, saya malah dapat superticket itu," ujar Laudya dengan mata berkaca-kaca.

Kesalahan pemberian superticket itu merupakan bagian dari skenario drama yang dirancang oleh tim pemandu bakat. Yuni Kartika sendiri sudah mencium bakat istimewa yang dimiliki Laudya. Meski ia harus kalah pada babak kedua, Yuni memandang Laudya punya bakat istimewa untuk menjadi atlet profesional. "Dia punya keterampilan dan teknik yang bagus. Bakat istimewa itu hanya perlu diasah," ujar Yuni.

Kepada atlet yang belum lolos audisi dan tidak mendapat superticket, Yuni mewanti-wanti untuk tidak patah semangat. Dia meminta anak-anak tetap giat berlatih untuk mengasah keterampilan. "Kepada orangtua, jangan pernah menyerah untuk mendukung buah hati. Masih ada banyak cara untuk menjadi atlet berbakat. Saya sendiri bermodal banyak kekalahan untuk mendapat beasiswa Djarum ini waktu saya masih usia 11 tahun," papar Yuni.

Published by : Sukowati Channel